Buta Warna

BUTA WARNA



Buta warna adalah penglihatan warna-warna yang tidak sempurna. Buta warna juga dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang disebabkan ketidak mampuan sel-sel kerucut (cone celi) pada retina mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu sehingga objek yang terlihat bukan warna yang sesungguhnya. Buta warna merupakan suatu kelainan yang diakibatkan oleh sel-sel kerucut mata yang tidak mampu dalam menangkap suatu spektrum warna-warna tertentu.

Anatomi

Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semi transparan,  dan multilapis yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding  bola mata, mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya (İlyas, 2008) .

Menurut Guyton & Hail (1997), retina merupakan bagian mata yang  peka terhadap cahaya mengandung sel-sel kerucut yang berfungsi untuk  penglihatan warna dan sel-sel batang yang terutama berfungsi untuk penglihatan dalam gelap. Retina terdiri atas pars pigmentosa disebelah luar dan pars nervosa di sebelah dalam. Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel berpigmen retina, sehingga bertumpuk dengan membrane B ruch, khoroid, dan sclera, dan permukaan dalam berhubungan dengan corpus vitreum (Snell, 2006).

Patologi & Patofisiologi Penyakit

Lapisan-lapisan retina, mulai dari sisi dalamnya, adalah sebagai
berikut:
  1. Membrana limitans interna
  2. Lapisan serat saraf, yang mengandung akson-akson sel ganglion yangberjalan menuju ke nervus optikus
  3. Lapisan sel ganglion
  4. Lapisan pleksiformis dalam, yang mengandung sambungan- sambungan sel ganglion dengan sel amakrin dansei bipolar
  5. Lapisan inti dalam badan sel bipolar, amakrin dan sel horizontal
  6. Lapisan pleksiformis luar, yang mengandung sambungan- sambungansel bipolar dan sel horizontal dengan fotoreseptor
  7. Lapisan inti luar sel fotoreseptor
  8. Mambrana limitans eksterna
  9. Lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar sel kerucut
  10. Epithelium pigmen retina. Lapisan dalam membrane Bruch  Sebenarnya adalah membrane basalis epithelium pigmen retina(Vaughan, 2000).

Etiologi

Buta warna itu sendiri adalah ketidak mampuan seseorang untuk membedakan warna tertentu. Orang tersebut biasanya tidak buta semua warna melainkan hanya pada warna tertentu saja, meskipun demikian  ada juga seseorang yang sama sekali tidak bisa melihat warna jadi hanya tampak hitam, putih dan abu-abu saja. Normalnya sel kerucut (cone) di retina mata mempunyai spectrum terhadap tiga warna dasar, yaitu merah, hijau dan biru. Pada orang yang mempunyai sel-sel kerucut yang sensitive untuk tiga jenis warna ini, maka ia dikatakan normal. Buta warna karena herediter dibagi menjadi tiga: monokromasi (buta warna total), dikromasi (hanya dua sel kerucut yang berfungsi), dan anomalus trikromasi (tiga sel kerucut berfungsi, salah satunya kurang baik). Dari semua jenis buta warna, kasus yang paling umum adalah anomalus trikromasi, khususnya deutranomali, yang mencapai angka 5% dari pria. Sebenarnya, penyebab buta warna tidak hanya karena ada kelainan pada kromosom X, namun dapat mempunyai kaitan dengan 19 kromosom dan gen-gen Iain yang berbeda. Beberapa penyakit yang diturunkan seperti distrofi sei kerucut dan akromatopsia juca dapat menyebabkan seseorang menjadi buta warna (Anonim, 2008).

Gen buta warna terkait dengan dengan kromosom X (X-linked genes). Jadi kemungkinan seorang pria yang memiliki genotif XY untuk terkena buta warna secara turunan lebih besar di bandingkan wanita yang bergenotif XX untuk terkena buta warna. Jika hanya terkait pada salah satu kromosom X nya saja, wanita disebut carrier atau pembawa, yang bias menurunkan gen buta warna pada anak-anaknya. Menurut salah satu riset 5-8% pria dan 0,5% wanita dilahirkan buta warna. Dan 99% penderita buta warna termasuk dikromasi, protanopia, dan deuteranopia. Dua gen yang berhubungan dengan munculnya buta warna adalah OPNILW (Opsin 1 Long Wave), yang menyandi pigmen merah dan OPNIMW (Opsin 1 Middle Wave), yang menyandi pigmen hijau (SamiS.Deeb dan Arno G. Motulsky, 2005).

Buta warna dapat juga ditemukan pada penyakit macula saraf Optik, sedang pada kelainan retina ditemukan cacat relative penglihatan warna biru dan kuning sedang kelainan saraf Optik memberikan kelainan melihat warna merah dan hijau (Ilyas, 2008).

Klasifikasi

Buta warna sendiri dapat di klasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu
Trikromasi
Buta warna jenis ini adalah perubahan sensitifitas warna dari satu  jenis atau lebih sel kerucut.Jenis buta warna inilah yang sering dialami oleh manusia. Buta warna trikromasi digolongkan atas
  • Protanoma/i yang merupakan kelemahan warna merah
  • Deutroma/i merupakan kelemahan warna hijau
  • Tritanomali yaitu kelmahan terhadap warna biru

Dikromasi
Merupakan tidak adanya satu dari tiga jenis sel kerucut, terdiri dari
Protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan warna merah dan perpaduannya kurang.
Deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerucut yang peka terhadap warna hijau
Tritanopia untuk warna biru.
Monokromasi
Ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis typical dan sedikit warna pada jenis atypical. Jenis buta warna ini prevalensi nya sangat jarang.

Patofisiologi

Penglihatan bergantung pada stimulasi fotoreseptor retina oleh cahaya. Benda-benda tertentu di lingkungan, misalnya matahari, api,  dan bola lampu, memancarkan cahaya. Pigmen-pigmen di berbagai benda secara selektif menyerap panjang gelombang tertentu cahaya yang datang dari sumber-sumber cahaya, dan panjang gelombang yang tidak diserap di pantulkan dari permukaan benda. Berkas-berkas cahaya yang dipantulkan inilah yang memungkinkan kita melihat benda tersebut. Suatu benda yang tampak biru menyerap panjang gelombang cahaya merah dan hijau yang lebih panjang dan memantulkan panjang geiombang biru yanglebih pendek, yang dapat diserap oleh fotopigmen di sel-sel kerucut biru mata, sehingga terjadi pengaktifan sel-sel tersebut (Sherwood, 2001).
Penglihatan warna diperankan oleh sel kerucut yang mempunyai  pigmen terutama cis aldehida A2. Penglihatan warna merupakan kemampuan membedakan gelombang sinar yang berbeda. Warna ini terlihat akibat gelombang elektromagnetnya mempunyai panjang gelombang yang terletak antara 440-700 (İlyas, 2008). Warna primer yaitu warna dasar yang dapat memberikan jenis warna yang terlihat dengan campuran ukuran tertentu. Pada sel kerucut terdapat 3 macam pigmen yang dapat membedakan warna dasar merah, hijau dan biru.
  1. Sel kerucut yang menyerap long-wavelength light (red)
  2. Sel kerucut yang menyerap midd/e-wave/ength /ight (green)
  3. Sel kerucut yang menyerap short-wavelength /ight (blue)

Ketiga macam pigmen tersebut membuat kita dapat membedakan warna mulai dari ungu sampai merah. Untuk dapat melihat normal, ketiga pigmen sel kerucut harus bekerja dencan baik. Jika salah satu pigmen mengalami kelainan atau tidak ada, maka terjadi buta warna. Warna kompiernen ialah warna yang bila dicampur dengan warna primer akan berwarna putih. Putih adalah campuran semua panjang gelombang cahaya, sedangkan hitam tidak ada cahaya (llyas, 2008).
Gelombang eiektromagnit yang diterima pigmen akan diteruskan rangsangannya pada korteks pusat penglihatan warna di otak. Bila panjang gelombang terietak di antara kedua pigmen maka akan terjadi penggabungan warna (llyas, 2008).
Seseorang yang mampu membedakan ketiga macam warna, disebut sebagai trikromat. Dikromat adalah orang yang dapat membedakan 2 komponen warna dan mengalami kerusakan pada 1 jenis pigmen kerucut. Kerusakan pada 2 pigmen sel kerucut akan menyebabkan orang hanya mampu melihat satu komponen yang disebut monokromat. Pada keadaan tertentu dapat terjadi seluruh komponen pigmen warna kerucut tidak normal sehingga pasien tidak dapat mengenal warna sama sekali yang disebut sebaga iakromatopsia (llyas, 2008).

Pemeriksaan
Uji Ishihara
Merupakan uji untuk mengetahui adanya defek penglihatan warna, didasarkan pada menentukan angka atau pola yang ada pada kartu dencan berbagai ragam warna (Ilyas, 2008). Menurut Guyton (1997) Metode Ishihara yaitu metode yang dapat di pakai untuk menentukan dengan cepat suatu kelainan buta warna di dasarkan pada pengunaan kartu bertitik-titik. Kartu ini disusun dengan menyatukan titik-titik yang mempunyai bermacam-macam warna. Merupakan pemeriksaan untuk penglihatan warna dengan memakai satu seri gambar titik bola kecil dengan warna dan besar berbeda (gambarmpseudokromatik), sehingga dalam keseluruhan terlihat warna pucat dan menyukarkan pasien dengan kelainan penglihatan warna melihatnya.
Penderita buta warna atau dengan kelainan penglihatan warna dapat melihat sebagian ataupun sama sekali tidak dapat melihat gambaran yang diperlihatkan. Pada pemeriksaan pasien diminta melihat dan mengenali tanda gambar yang diperlihatkan dalam waktu 10 detik (İlyas, 2008).
Penyakit tertentu dapat terjadi ganguan penglihatan warna seperti buta warna merah dan hijau pada atrofi saraf optik, optik neuropati toksik dengan pengecualian neuropati iskemik, glaukoma dengan atrofi optic yang memberikan ganguan penglihatan biru kuning (İlyas, 2008).

Pengobatan
Tidak ada pengobatan atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mengobati masalah gangguan persepsi warna. Namun penderita buta warna ringan dapat belajar mengasosiasikan warna dengan objek tertentu. Untuk mengurangi gejala dapat digunakan kacamata berlensa dengan filter warna khusus yang memungkinkan pasien melakukan interpretasi kembali warna.
Hal-hal yang perlu diketahui tentang buta warna

Sifatnya genetik

Buta warna biasanya bersifat genetik, tetapi juga bisa disebabkan oleh luka traumatik atau paparan bahan kimia

Ada tiga jenis buta warna

Jenis pertama adalah kondisi dimana sulit untuk membedakan antara warna merah dan hijau. Jenis kedua sulit untuk membedakan antara warna biru dan kuning, dan jenis yang ketiga adalah buta
warna lengkap dimana mata tidak dapat mendeteksi warna sama sekali.

Orang yang buta warna tidak dapat membedakan warna merah dan
hijau 

Buta warna pada warna merah dan hijau mempengaruhi 1096 dari laki-laki di Amerika Serikat, sementara hanya 0,596 dari wanita yang terpengaruh. 9996 dari semua orang dengan buta warna, tidak dapat membedakan warna merah dan hijau.

Buta warna biru dan kuning adalah hal yang langka

Buta warna terhadap warna biru dan kuning adalah hal yang langka dan mempengaruhi antara 1 diantara 15.000 orang dan 1 di antara 50.000 orang. Baik pria maupun wanita sama-sama terpengaruh.

Monochromacy buta warna total

Monochromacy adalah nama untukbutawarnatotal. Ini mempengaruhi sekitar 1 dari 30.000 orang. Tidak seperti orang-orang yang buta' dengan warna merah-hijau atau biru-kuning, orang-orang dengan monochromacy tidak dapat melihat warna sama sekali, hanya berbagai nuansa hitam, putih, dan abu-abu.

Penerbitan makalah ilmiah pertama tentang buta warna di tahun 1798

Seorang ahli kimia Inggris bernama John Dalton, yang dirinya juga buta warna, menerbitkan makalah ilmiah pertama tentang buta warna pada tahun 1798.

Buta warna tidak selamanya menjadi sebuah kekurangan

Buta warna bisa menjadi keuntungan.Jenis monyet capuchin yang buta warna mampu menangkap serangga lebih banyak daripada monyet capuchin yang tidak buta warna. Di Sisi lain, tentara AS telah
menemukan bahwa orang yang buta warna dapat melihat benda-benda yang disamarkan jauh lebih baik daripada mereka yang tidak buta warna.

Ibu yang buta warna merah-hijau akan menurun ke anak laki- lakinya

Seorang wanita yang buta warna merah-hijau akan selalu memiliki anak laki-laki yang buta warna merah-hijau.

Sebagian orang Eropa melarang orang yang buta warna untuk mengemudi

Perbedaan antara warna lampu lalu lintas yakni merah, hijau, dan kuning akan sulit dibedakan oleh pengemudi yang buta warna. Di Bulgaria, Rumania, dan Turki orang yang buta warna dilarang
mengemudi. 

Orang yang buta warna cenderung mengalami kesulitan dengan makanan

Mereka mengalami kesulitan untuk mengatakan jika sepotong daging merah sudah matang atau masih mentah, mereka tidak dapat mengatakan apakah pisang berwarna kuning atau hijau, dan
mereka tidak ank melihat perbedaan antara tomat hijau mentah atau tomat berwarna merah yang sudah masak

Buta warna berhubungan dengan kanker usus besar
Satu teori mengapa laki-laki lebih meninggal akibat kanker usus besar dibandingkan perempuan adalah dikarenakan laki-laki lebih banyak yang buta warna, ank arena itu mereka tidak dapat mendeteksi darah saat membilas baik dengan air atau kertas toilet sehabis buang air besar.

Tes lshihara, tes buta warna
Tes lshihara, banyak digunakan untuk menguji orang yang buta warna, diciptakan oleh Shinobu lshihara, seorang opthalmologist asal Jepang. Tes lshihara terdiri dari 38 piring penuh dengan titik- titik berwarna. Di tengah-tengah piring yang penuh dengan titik berwarna tersebut, terdapat titik-titik lagi yang berbeda corak dan warna berbentuk angka, dimana orang yang buta warna tidak bisa
melihat angka tersebut.


Suprapto S.I dan Hasdianah. 2014. Patologi dan Patofisiologi Penyakit. Yogyakarta: Nuha Medika


Komentar

Postingan Populer