BUKU PEGANGAN TUTOR KEPERAWATAN DASAR I MODUL HAUS
BUKU PEGANGAN
TUTOR
KEPERAWATAN
DASAR I
MODUL
HAUS
![]() |
Disajikan pada
Mahasiswa Semester II
Program Studi
Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran UNHAS
Makassar
2010
BUKU PEGANGAN
TUTOR
KEPERAWATAN
DASAR I
MODUL
HAUS
Disusun oleh : TIM KD I
PENDAHULUAN
Keperawatan
Dasar I menyajikan 2 modul yang terdiri
dari modul haus dan modul lapar. Kedua modul ini masing-masing terdiri
dari 1 skenario. Diharapkan skenario ini memotivasi mahasiswa untuk
belajar dan mencari jawaban dengan pendekatan ilmiah.
Dari 2
modul yang disajikan ini diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami tentang
konsep-konsep pemenuhan kebutuhan dasar manusia, mampu mengintegrasikannya
dalam praktek-praktek keperawatan/kesehatan yang ada dan mampu untuk berkomunikasi
secara efektif dengan individu, keluarga, dan kelompok.
Proses
pembelajaran pada PBL meliputi kegiatan seperti pertemuan dengan tutor,belajar
mandiri dengan mencari informasi/teori baik dari ahli, buku-buku, jurnal di
perpustakaan maupun melalui internet dan membuat penyajian laporan hasil
diskusi dari kegiatan PBL ini
Besar
harapan kami kiranya dengan kegiatan PBL ini mahasiswa dapat lebih aktif untuk
mencari jawaban dan berusaha menyelasaikan masalah-masalah yang kemungkinan
ditemukan dalam praktik keperawatan.
Makassar, Maret 2009
Koordinator PBL Kebutuhan Dasar I
Tim Keperawatan dasar I
MODUL
HAUS
SASARAN
PEMBELAJARAN
Setelah selesai mempelajari
modul ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami :
1. Konsep cairan dan elektrolit
2. Fisiologi kebutuhan cairan dan elektrolit
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Setelah selesai mempelajari
modul ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan fungsi cairan dalam tubuh
2. Menyebutkan persentase total cairan tubuh terhadap BB
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
haus (kebutuhan air untuk tubuh)
4. Menjelaskan mekanisme haus
6. Menjelaskan pengaruh aktivitas olahraga (senam) terhadap
kebutuhan :
a.
Oksigenasi
b.
Sirkulasi
c.
Cairan, elektrolit dan keseimbangan
asam basa
d.
Eliminasi urin
7.
Bagaimana mekanisme haus dapat
mempengaruhi kebutuhan
a.
Oksigenasi
b.
Cairan, elektrolit dan keseimbangan
asam basa
c.
Sirkulasi
d.
Eliminasi urin
TUGAS UNTUK
MAHASISWA
Kegiatan
pembelajaran pada Problem Base Learning (PBL)
sangat menuntut keaktifan peserta didik
dalm mencapai tujuan pembelajaran dari modul yang telah disiapkan pada KD I.
Proses pembelajaran dalam hal ini meliputi :
1. Diskusi kelompok
untuk mengidentifikasi masalah yang ada dan menbuat pertanyaan-pertanyaan,
konsep ilmiah dan hubungan antra disiplin ilmu terkait. Untuk mengarahkna
diskusi, mahasiswa diharapkan dapat menentukan kata kunci dari scenario di
atas. Diskusi akan didampingi oleh tutor untuk 2 kali pertemuan, dan diwajibkan
untuk membuat laporan hasil diskusi yang akan dilaporkan pada diskusi panel.
2. Melakukan aktivitas
pembelajaran individual baik di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar,
jurnal, textbook, ataupun melalui
media elektronik seperti internet, slide ataupun video dan mendiskusikan hasil
temuan dengan sesama anggota kelompok.
3. Melakukan diskusi
kelompok tanpa dipandu oleh tutor dalam rangka curah pendapat antar anggota kelompok
untuk menganalisis informasi dalam menyelesaikan masalah yang ada. Jadwal yang
ditentukan oleh anggota kelompok sendiri.
4. Peserta didik dapat
berkonsultasi pada nara
sumber yang ahli sesuai dengan masalah yang ada untuk memperoleh pengertian
yang lebih mendalam.
5. Mengikuti kegiatan
pada skills lab.
PROSES PEMECAHAN
MASALAH
Dalam melaksanakan
PBL, ada 7 langkah (seven Jumps) yang biasa ditempuh untuk mencapai tujuan
pembelajaran :
- L1 : Menjelaskan istilah dan konsep
2. L2 : Menetapkan masalah/problem dasar pada
scenario dan membuat pertanyaan untuk membantu menentukan masalah yang ada
3. L3 :
Menganalisis masalah dengan menjawab pertanyaan
4. L4 :
Menarik kesimpulam dari L3
5. L5 :
Merumuskan sasaran pembelajaran
6. L6 :
Mengumpulkan informasi tambahan baik dari perpustakaan, internet, dsb
7. L7 :
Menyampaikan kesimpulan akhir
STRATEGI PEMBELAJARAN
Dalam diskusi
kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat dan diskusi, anda diharapkan
memecahkan problem yang terdapat dalam scenario ini, yaitu dengan mengikuti 7
langkah penyelesaian di bawah ini :
- Dengan Brain Storming, klarifikasi semua istilah yang asing (bila ada)
- Tentukan masalah (aspek atau konsep) pada scenario di atas yang tidak anda mengerti. Buat pertanyaan tentang hal tersebut.
- Dengan menggunakan pengetahuan masing-masing jawablah atau jelaskanlah salah tersebut.
- Cobalah membuat menyusun penjelasan tersebut secara sistematik
- Tentukan masalah-masalah yang belum terjawab dengan baik dan jadikanlah hal tersebut sebagai tujuan pembelajaranmu selanjutnya.
- Untuk menjawab atau memecahkan masalah tersebut , carilah informasi yang diperlukan sebanyak-banyaknya dari kepustakaan, pakar, dan lain-lain sumber informasi.
- Diskusikan dan lakukan sintese dari semua informasi yang anda temukan.
Penjelasan
Bila dari hasil
evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan untuk
sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 5 dan 6 bisa diulangi dan selajutnya
dilakukan lagi langkah 7.
Kedua langkah di
atas bias diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dianggap cukup
maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam
bentuk diskusi panekl dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan
penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas.
JADWAL KEGIATAN
Sebelum
dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa dibagi
menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 9-10 orang tiap kelompok.
1. Pertemuan pertama
dalam kelas besar dengan tatap muka atau satu arah untuk penjelasan dan Tanya
jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan
membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua :
diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan
penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan :
·
memilih
ketua dan sekretaris kelompok
·
brain
storming untuk proses 1 - 5
·
pembagian
tugas
3.
Pertemuan ketiga : diskusi tutorial 2 seperti pada
tutorial 1. Tujuan : untuk melaporkan informasi baru yang diperoleh dari
pembelajaran mandiri dan melakukan klasifikasi, analisa dan sintese dari semua
informasi.
4.
Anda belajar
mandiri baik sendiri-sendiri maupun berkelompok. Tujuan : untuk mencari informasi baru yang diperlukan.
5. Diskusi mandiri : diskusi ini sama dengan
diskusi tutorial dan apabila informasi yang diperlukan telah cukup, maka hasil
dari diskusi mandiri ini digunakan untuk membuat laporan penyajian dan laporan
tertulis. Diskusi
mandiri bisa dilakuakn berulang-ulang diluar jadwal.
6. Pertemuan
keempat : Diskusi panel dan Tanyajawab
pakar. Tujuan : untuk melaporkan hasil analisa dan sintese informasi yang
ditemukan untuk menyelesaikan masalah pada scenario. Bila ada masalah yang belum
jelas atau terjadi salah persepsi, maka bisa diselesaikan oleh pakar yang hadir
pada pertemuan ini. Laporan penyajian dibuat oleh kelompok dalam bentuk sesuai
urutan yang tercantum pada buku kerja.
7.
Masing-masing
mahasiswa kemudian diberi tugas untuk menuliskan laporan sesuai dengan scenario
yang telah didiskusikan bersama pada kelompoknya. Laporan ditulis dalam bentuk laporan penyajian dan laporan lengkap.
8. Pertemuan terakhir :
laporan kasus dilakukan dalam kelas besar oleh masing-masing mahasiswa.
Catatan :
·
Laporan
penyajian kelompok serta semua laporan hasil diskusi kelompok serta laporan
kasus masing-masing mahasiswa diserahkan satu rangkap ke coordinator PBL NEU
melalui ketua kelompok
·
Semua
laporan akan diperiksa dan dinilai oleh pakarnya masing-masing dan dikembalikan
ke mahasiswa melalui coordinator untuk perbaikan.
·
Setelah
diperbaiki, dua rangkap masing-masing laporan diserahkan ke coordinator PBL NEU.
·
Semua
mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan mahasiswa lain untuk dipakai
sebagai salah satu bahan ujian.
TIME
TABLE
|
PERTEMUAN
|
||||||
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
|
Petemuan 1
(penjelasan)
|
Pertemuan mandiri (Brain storming)
|
Tutorial I
Pengumpulan informasi, analisa dan sintese
|
Mandiri
|
Kuliah konsultasi
|
Tutorial II (laporan & diskusi)
|
Pertemuan terakhir (laporan)
|
STRATEGI PEMBELAJARAN
1.
Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor
2.
Disksi kelompok tanpa tutor
3.
Konsultasi pakar
4.
Kuliah khusus dalam kelas
5.
Aktivitas pembelajaran individual diperpustakaan dengan
menggunakan buku ajar, majalah, video dan internet.
SUMBER INFORMASI
A.
Buku ajar dan jurnal
B.
Diktat dan hand-out
C.
Sumber lain : internet
D.
Nara sumber (dosen pengampu)
PETUNJUK UNTUK TUTOR
TUGAS TUTOR
A.
Pra
tutorial
1.
Mempelajari dengan saksama modul ini termasuk TIU dan TIK
2.
Jika ada materi yang tidak jelas mohon ditanyakan pada
dosen pengampu (nama, no telepon setiap pengampu terlampir)
3.
Melihat kelengkapan ruang tutorial
B.
Tutorial
tahap I
1.
Mengecek daftar kehadiran mahasiswa dan
menandatanganinya.
2.
Membantu mahasiswa menunjuk ketua dan sekretaris
3.
Memfasilitasi diskusi agar berjalan sesuai urutannya
yaitu :
·
Menyusun kata kunci
·
Membuat daftar pertanyaan sebanyak-banyaknya
·
Membuat tabel komponen paradigama yang menghubungkan kata
kunci.
·
Membahas TIU dan TIK
·
Membagi tugas pencarian informasi berdasarkan komponen
paradigama yang menimbulkan masalah kesehatan/keperawatan.
4.
Menilai setiap mahasiswa dan menandatanganinya
5.
Mengingatkan mahasiswa agar pertemuan selanjutnya
masing-masing sudah mengisi lembaran kerja.
C.
Tutorial
tahap 2
1.
Mengecek daftar kehadiran mahasiswa dan menandatanganinya
2.
Membantu mahasiswa menunjuk ketua dan sekretaris
3.
Mengecek apakah
mahasiswa datang dengan membawa lembaran kerjanya.
4.
Memfasilitasi diskusi agar berjalan sesuai urutannya
yaitu :
·
Mahasiswa mendiskusikan satu persatu komponen paradigma
yang menyebabkan masalah kesehatan/keperawatan, etiologi, mendiagnosisnya.
·
Mahasiswa menganalisis kembali tabel yang dibuat
berdasarkan setiap komponen paradigma dan kata kunci.
·
Menguraikan masalah mulai dari masalah yang terdekat ke
masalah yang paling jauh.
·
Tutor menanyakan beberapa pertanyaan mendasar yang perlu
diketahui mahasiswa dan mendiskusikannya.
·
Mahasiswa mencatat pertanyaan yang belum terjawab untuk
ditanyakan dalam diskusi panel atau ditanyakan langsung kepada dosen pengampu.
5.
Membuat penilaian terutama saat mahasiswa nelaporkan
informasi yang diperoleh.
D.
Saat
panel diskusi.
1.
Wajib mengikuti diskusi panel
2.
Membuat penilaian pada penampilan, cara menjawab, isi
jawaban dan lain-lain pada mahasiswa yang melapor atau menjawab pertanyaan.
SKENARIO
|
Nn. A (22 th), dengan BB 55
kg dan TB 150 cm, berlari mengelilingi lapangan karebosi dibawah terik
matahari. Setelah 45 menit kemudian Nn. A berhenti secara tiba-tiba dan
nafasnya terengah-engah, nadi menjadi 140 x/menit, tenggorokannya kering dan
haus.
|
KATA KUNCI
1.
Usia 22 tahun
2.
BB 55 kg
3.
Nafas terengah-engah & Nadi 140 x/menit
4.
Senam
5.
Tenggorokan kering
![]() |
PETA KONSEP
![]() |
|||
![]() |
|||
|
|||
![]() |
|||
ACUAN UNTUK TUTOR
Beberapa Pertanyaan
1. Fungsi cairan dalam tubuh :
a. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel
b.
Mengeluarkan buangan-buangan sel
c.
Membentu dalam metabolisme sel
d.
Sebagai pelarut untuk elektrolit dan
non elektrolit
e.
Membantu memelihara suhu tubuh
f.
Membantu pencernaan
g.
Mempemudah eliminasi
h.
Mengangkut zat-zat seperti (hormon,
enzim)
2.
Persentase total cairan tubuh terhadap BB :
|
Umur
|
Total cairan tubuh (%) terhadap BB
|
|
Bayi BL
|
77
|
|
6 Bulan
|
72
|
|
2 Tahun
|
60
|
|
16 Tahun
|
60
|
|
20-39 Tahun:
Pria/Wanita
|
60/50
|
|
40-59 Tahun:
Pria/Wanita
|
55/47
|
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya haus :
1. Olahraga/aktifitas fisik
Jika kita sedang berolahraga atau melakukan aktifitas fisik yang membuat tubuh berekeringat, maka sebaiknya kita meminum lebih banyak air untuk mengganti kehilangan cairan tubuh tersebut. Tambahan sebanyak 400-600 ml (atau setara 1,5 – 2,5 gelas) air akan dapat mencukupi kebutuhan tubuh saat olahraga, tetapi olahraga/aktifitas fisik yang lebih panjang (lebih dari 1 jam) akan memerlukan tambahan air lebih banyak lagi. Besarnya tambahan air tersebut tergantung dari banyaknya keringat yang keluar saat olahraga, jangka waktu olahraga serta tipe olahraga/aktifitas fisik yang dilakukan. Pada saat olahraga dianjurkan untuk mengganti caoran tubuh tersebut dengan minuman khusus yang mengandung Na untuk menggantikan Na yang hilang bersama keringat & untuk mencegah terjadinya hiponatremia yang dapat membahayakan.
Saat berolahraga perlu diingat bahwa air yang keluar melalui keringat
tidak hanya merupakan air yang dihasilkan melalui proses metabolisme namun juga
air yang diperoleh melalui konsumsi cairan & makanan dalam sehari-hari.
Sehingga apabila proses berkurangnya cairan dari dalam tubuh pada saat
berolahraga ini dibiarkan dalam jangka waktu yang lama dan tidak diimbangi
dengan konsumsi cairan yang cukup maka tubuh akan mengalami dehidrasi akibat
tidak memiliki sumber lain untuk memperoleh air.
Seorang
atlet harus tetap berada pada kondisi hidrasi yang baik untuk mencapai performa
yang optimal. Beberapa hal yang menyebabkan seorang atlet mengalami dehidrasi
antara lain adalah kurangnya konsumsi air.
Kurangnya
konsumsi air putih dapat menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi plasma
natrium & osmolality plasma secara cepat. Peningkatan konsentrasi
ini akan menyebabkan timbulnya rasa haus sehingga meningkatkan volume konsumsi
cairan yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh. Ketika rasa haus timbul, tubuh
sebenarnya sudah berada pada kondisi dehidrasi ringan dengan kehilangan cairan
tubuh sebesar 2-3% dan sudah mengalami penurunan performa hingga 10%.
Air merupakan
elemen terpenting yang dibutuhkan tubuh ketika berolahraga. Tatkala “mesin” tubuh
menjadi panas dan keringat bercucuran akibat gerakan-gerakan olahraga, asupan
air dapat mendinginkan tubuh dan menggantikan air yang terbuang lewat keringat.
Dianjurkan minum
cukup air sebelum melakukan olahraga untuk menghindari dehidrasi saat berolahraga.
Setelahnya, minum air yang memadai diperlukan untuk membantu membuang kotoran
yang berkaitan dengan produksi energi.
Jumlah air yang
diminum tergantung pada intensitas olahraga, suhu udara dan kelembaban di
lingkungan sekitar, serta kecepatan penguapan air. Pada suhu udara 20°C, dalam
kegiatan olahraga yang cukup lama, dianjurkan minum 25 ml air setiap 15 hingga
20 menit.
2. Lingkungan/cuaca
Cuaca yang panas dan lembap membuat tubuh sering berkeringat sehingga memerlukan cairan pengganti. Udara panas didalam ruangan (pemanas ruangan) juga dapat membuat tubuh kehilangan kelembapannya. Lebih jauh lagi daerah yang mempunyai ketinggian > 2500 meter juga dapat memancing tubuh untuk sering buang air kecil & bernafas dengan cepat, sehingga beresiko untuk kehilangan cairan.
3. Kondisi kesehatan
Adanya penyakit seperti demam, muntah ataupun diare membuat tubuh kehilangan cairan yang dimilikinya, untuk mengatasinya disarankan untuk mengkonsumsi minuman pengganti cairan tubuh yang lengkap kandungan elektrolitnya. Pada orang yang mempunyai kondisi medis tertentu seperti infeksi kandung kemih ataupun infeksi saluran kencing juga disarankan untuk lebih banyak mengkonsumsi air minum. Akan tetapi beberapa kondisi seperti gagal jantung ataupun beberapa tipe penyakit ginjal, hati & kelenjar adrenal daapt menggangu pengeluaran cairan tubuh & malah disarankan untuk mengurangi konsumsi cairan/minumannya.
4. Kehamilan & menyusui
Wanita yang sedang hamil ataupun menyusui membutuhkan tambahan cairan untuk tetap terjaga kelembapannya. Institut kesehatan sendiri menyarankan untuk wanita hamil agar meminum 2,3 liter (sekitar 10 gelas) air sehari sedangkan untuk wanita hamil mengkonsumsi 3,1 liter (sekitar 13 gelas) air sehari.
4.
Mekanisme Haus :
Mekanisme haus dan peranan vasopresin (anti diuretic hormone/ ADH)
Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (> 280 mOsm) akan
merangsang osmoreseptor
di
hypothalamus. Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron hypothalamus yang
menyintesis
vasopressin. Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior ke dalam
darah
dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. Ikatan vasopressin
dengan
resptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air di
membrane
bagian apeks duktus koligen. Pembentukan aquaporin ini memungkinkan
terjadinya
reabsorbsi cairan ke vasa recta. Hal ini menyebabkan urin yang terbentuk di
duktus
koligen menjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalam
tubuh
tetap dapat dipertahankan.
Selain
itu, rangsangan pada osmoreseptor di hypothalamus akibat peningkatan
osmolaritas
cairan ekstrasel juga akan dihantarkan ke pusat haus di hypothalamus
sehingga
terbentuk perilaku untuk mengatasi haus, dan cairan di dalam tubuh kembali
normal.
Sebagai kesimpulan, pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit
diperankan oleh
system
saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan
keseimbangan
cairan dan elektrolit melali baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotiikus,
osmoreseptor
di hypothalamus, dan volumereseptor atau reseptor regang di atrium.
Sedangkan
dalam sistem endokrin, hormon-hormon yang berperan saat tubuh mengalami
kekurangan
cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ ADH dengan
meningkatkan
reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan volume
cairan
tubuh, maka hormone atripeptin (ANP) akan meningkatkan ekskresi volume
natrium dan air .

5.
Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh
Kebutuhan cairan
elektrolit dalam tubuh dipengaruhi oleh faktor-faktor:
a.
Usia
perbedaan usia menen.tukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ, sehingga
dapat me:mengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.
b.
Temperatur
yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran c:airan melalui keringat cukup
banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.
c.
Diet
apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah c:adangan makanan
yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi pergeerakan c;airan dari
interstisial ke interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pe:menuhan
kebutiuhan cairan.
d.
Stres
dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan c:airan dan caektrolit, melalui proses
peningkatan produksi ADH, karena pada proses ini dapat meningkatkan metabolisme
sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan
retensi natrium dan air.
e.
Sakit.
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk
6.
Perubahan apa saja yang terjadi pada
tubuh seseorang yang melakukan aktivitas
olahraga?
Jawaban :
a) Cardiovaskuler/sirkulasi darah
Pada saat orang
berolahraga terjadi penyesuaian dalam tubuh. Aliran
darah meningkat seiring gerakan otot-otot, supaya dapat memenuhi kebutuhan
pasokan oksigen, glukosa, dan zat gizi lain ke otot-otot. Di saat yang sama,
tubuh juga membuang kotoran sebagai hasil metabolisme, dan harus menjamin
kecukupan aliran darah ke kulit untuk mengeluarkan keringat. Perubahan tersebut
akan menyebabkan hilangnya air dan mineral tertentu, terutama sodium dan
potasium, dalam tubuh. Volume darah juga menurun setara air yang hilang. Untuk
menyeimbangkan kondisi ini, detak jantung meningkat, tekanan darah meningkat
sehingga membatasi gerak tubuh dalam berolahraga.
Perubahan tersebut
sifatnya sementara
dan akan kembali seperti sedia kala (semula) dalam waktu yang relative
singkat 3 sampai 5 menit, tergantung
usia dan kondisi atlet yang bersangkutan.
b) Respirasi
Olahraga menyebabkan
metabolisme meningkat. Peningkatan metabolism tubuh menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen. Saat system tubuh tidak mampu untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan tubuh ini, maka kadar oksigenasi akan menurun. Peningkatan laju
metabolisme merupakan respon normal tubuh pada aktivitas latihan fisik
(olahraga) karena dalam kondisi ini tubuh melakukan pembangunan jaringan.
Kebanyakan individu dapat memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda kekurangan oksigen.
c) Cairan dan elektrolit
Olahraga menyebabkan
peningkatan kehilangan air dan mineral terutama
sodium dan potasium, dalam tubuh.
Kehilangan ini bisa melalui kulit (berkeringat) dan paru-paru. Seseorang yang
melakukan olahraga dapat berespon terhadap mekanisme rasa haus dan membantu
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan meningkatkan asupan
cairan. Volume
keringat berkaitan dengan kehilangan air selama berolahraga bervariasi,
tergantung beberapa faktor, antara lain kebugaran fisik, pakaian yang
dikenakan, jenis olahraga dan lamanya berolahraga, suhu, serta kelembaban
udara.
Seringkali kita
baru spontan minum kalau merasa haus. Padahal, rasa haus tidak akan muncul
sampai kekurangan cairan dirasakan betul oleh tubuh (kira-kira 1% dari berat
tubuh atau sekitar 0,7 liter cairan untuk berat tubuh normal). Jika air dan
mineral yang hilang tidak digantikan, maka kemampuan melakukan kegiatan
olahraga dengan baik akan berkurang.
d) Eliminasi urin
Peningkatan
metabolisme saat berolahraga akan meningkatkan pula kehilangan air dan
elektrolit.sehingga hal ini menyebabkan volume air dalam tubuh juga akan
berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap produksi urin. Apabila produksi
urin menurun maka haluaran urin juga akan berkurang dan konsistensinya akan
menjadi pekat.
7.
Bagaimana mekanisme haus dapat
mempengaruhi kebutuhan
a.
Oksigenasi
b.
Cairan, elektrolit dan keseimbangan
asam basa
c.
Sirkulasi
d.
Eliminasi urin
Jawaban :
Oksigenasi
CO2
merupakan stimulator yang akan menstimulasi pusat pernafasan. Ketika asam karbonat
dan karbondioksida meningkat dalam darah, pusat pernafasan akan terstimulasi
dan meningkatkan kadar dan kedalaman pernafasan. CO2 dilepaskan
(diekshalasi) dan secara otomatis level asam karbonat menurun. Sebaliknya,
ketika level bikarbonat berlebihan kadar dan kedalaman respirasi menurun. Hal ini menyebabkan CO2 terperangkap, level
asam karbonat meningkat dan bikarbonat yang berlebihan dinetralkan.
Keseimbangan Asam Basa
Paru-paru akan membantu mengatur keseimbangan asam
basa dengan mengeliminasi atau menyimpan CO2. jika CO2
bergabung dengan air akan membentuk asam karbonat (CO2 + H2O
→ H2CO3). Reaksi kimia ini bersifat reversible
(bola-balik); asam karbonat dapat diurai kembali menjadi karbondioksida dan
air. Bekerja dengan system buffer, paru-paru mengatur keseimbangan asam-basa
dan pH dengan mengubah kadar dan kedalaman pernafasan. Respon ini terjadi
sangat cepat dalam hitungan menit. Level CO2 dalam darah diukur sebagai PCO2
atau tekanan parsial dari gas yang tidak larut dalam darah. PCO2 merujuk kepada
tekanan CO2 dalam darah vena. PaCO2 merujuk kepada tekanan CO2 dalam darah
arteri.
Walaupun sistem buffer dan respirasi dapat
menkompensasi perubahan yang terjadi pada pH, ginjal merupakan akhir dari
regulasi keseimbangan asam basa. Sistem-sistem tersebut lambat merespon
terhadap perubahan, memerlukan waktu berjam-jam sampai berhari-hari untuk
mengoreksi ketidakseimbangan tetapi respon-respon tersebut lebih permanen dan selektif
dibandingkan sistem-sistem yang lain.
Ginjal mempertahankan keseimbangan asam basa dengan
cara mengekskresi secara selektif atau menyimpan ion-ion bikarbonat dan
hidrogen. Ketika ion hidrogen berlebihan dan pH menurun (asidosis) ginjal
mengabsorbsi kembali dan meregenerasi bikarbonat serta mengeluarkan ion
hidrogen. Pada kasus alkalosis dan pH
yang meningkat, bikarbonat yang berlebihan diekskresikan dan ion hidrogen
dipertahankan.
Level serum bikarbonat yang normal adalah 22-26mEq/L.
Normal PaCO2 adalah 35-45mmHg.
Keseimbangan air dan elektrolit
Cara tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairannya
melalui sensasi haus dan kontrol ekskresi renal melalui ADH. Pada saat
seseorang melakukan aktivitas fisik yang moderat akan terjadi kehilangan cairan
tubuh (IWL) yang banyak melalui kulit dan paru-paru. Keadaan ini meransang
hipotalamus (pusat sensasi haus) melepaskan ADH (vasopressin) dari pituitary
posterior. Vasopressin meningkatkan reabsorbsi air di ginjal untuk
mengembalikan keseimbangan air dalam tubuh.
Mekanisme haus merupakan regulasi primer dari intake
cairan. Pusat haus terletak pada hipotalamus. Sejumlah pencetus ynag
menstimulus pusat haus ini termasuk didalamnya tekanan osmotik dari cairan
tubuh, volume vaskuler dan angiotensin (hormon yang dilepaskan sebagai respon
untuk menurunkan aliran darah ke ginjal). Sebagai contoh, pelari jarak jauh
kehilangan sejumlah air yang signifikan melalui prespirasi dan pernafasan yang
cepat sepanjang lintasan, peningkatan konsentrasi solut dan tekanan osmotik
cairan tubuh. Peningkatan tekanan osmotik pada pusat haus, menyebabkan pelari
mengalami sensasi haus dan berkeinginan untuk minum untuk mengganti cairan yang
hilang.
Haus secara normal teratasi segera setelah minum dalam
jumlah yang sedikit, bahkan sebelum air tersebut diserap oleh saluran
pencernaan. Bagaimanapun, hal ini hanya terjadi secara temporer dan haus
kembali terjadi kira-kira 15 menit kemudian. Haus secara temporer kembali dapat
diatasi setelah cairan dicerna pada saluran pencernaan bagian atas.
Mekanisme-mekanisme ini melindungi seorang individu dari minum terlampau
banyak. Diperlukan waktu 30 menit sampai 1 jam bagi cairan untuk diserap dan
didistribusikan ke seluruh tubuh.
Natrium (Na +) keluar melalui keringat dan
feses dan organ utama yang bertanggung jawab untuk pengaturan dan pembuangan
natrium adalah ginjal. Pada seseorang
yang beraktivitas seperti lari akan mengalami kehilangan sejumlah cairan dan
elektrolit (Na+) melalui prespirasi. Hal ini akan meransang korteks
adrenal pada hipothalamus untuk melepaskan hormon aldosteron yang akan
meningkatkan reabsorbsi natrium di ginjal.
Eliminasi Urine
Urine merupakan pengeluaran cairan paling utama
dihasilkan dari ginjal dan dieksresikan melalui kandung kemih. Normal
pengeluaran urine untuk orang dewasa 1400-1500ml/hari atau sekurang-kurangnya
0,5ml/kg BB/jam. Pada orang yang sehat pengeluaran urine bervariasi dari hari
ke hari. Jenis output cairan yang lain adalah Insensible Water Loss (yang dapat
dikesan tetapi tak dapat diukur). Pada orang dewasa normal pengeluaran IWL
adalah 300-400ml/hari. Latihan meningkatkan aktivitas metabolik dan produksi
panas dengan demikian akan menyebabkan kehilangan cairan melalui kulit dan juga
paru-paru. Jika terjadi kehilangan cairan yang banyak melalui prespirasi dan
pernafasan volume urine akan menurun dan karakteristik urine cenderung lebih
pekat untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh.
Sirkulasi
Latihan yang adekuat akan meningkatkan kadar denyut
jantung, kekuatan kontraksi otot jantung dan suplai darah ke jantung serta otak
peningkatan Cardiac output mencapai 30 L/menit. Normal cardiac output 5
L/menit. Beberapa jenis latihan lebih efektif dibandingkan dengan yang lain,
erobik pada beberapa aktivitas melibatkan otot-otot tubuh yang luas yang dilakukan
dalam waktu 20 menit akan meningkatkan cardiac output dan kadar metabolisme.





BalasHapusVideo Tutorial Perawatan Payudara
Kumpulan Video Tips kesehatan
Video Praktek Kebidanan (kumpulan Tutorial Kebidanan)
Tutorial Praktek Kebidanan
Kumpulan Pelajaran Kebidanan Dan Keperawatan